Seribu Lampion |
Tradisi pelepasan ribuan lampion
kembali dilakukan di Candi Borobudur, Kamis (15/5) dini hari. Pelepasan lampion
dilakukan seusai detik-detik Waisak 2558BE/2014 di pelataran sisi barat candi
peninggalan dinasti Syaiendra itu. Waisak sendiri dirayakan sekali setiap
tahunnya, yaitu setiap bulan purnama di bulan Mei atau Purnama Sidhi. Meskipun
udara dingin menyeruak, namun para pengunjung tetap antusias menerbangkan
lampion. Perpaduan antara lampion dan sinar purnama, membuat langit dini hari
itu nampak indah, semarak dengan warna kuning kemerah-merahan.
Candi Agung Borobudur |
Selain umat Buddha, pengunjung
yang ikut memeriahkan acara Waisak juga dapat menerbangkan lampion dengan
membelinya dari panitia seharga Rp. 100.000. Penerbangan lampion-lampion
tersebut dilakukan seusai umat Buddha memanjatkan parita(doa) di depan altar.
Lalu para biksu dan biksuni melakukan pradaksina, yaitu ritual mengelilingi
Borobudur sebanyak tiga kali searah jarum jam. Mereka mengarak relik Buddha
yang dibawa seorang biksu. Pelepasan seribu lampion di udara ini dilakukan
sebaga penutup perayaan Tri Suci Waisak. Ada doa-doa yang diucapkan seiring
lampion tersebut diterbangkan. Sebagian orang bahkan menuliskan doa-doa
tersebut pada kertas lampion.
Selamat Waisak |
Smiles |
Lampion Waisak |
Lampion Waisak |
Lampion Waisak |
Lampion Waisak |
Lampion Waisak |
Light of Hopes |
Seribu Lampion |
Selamat Hari Tri Suci Waisak, semoga semua makhluk berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar